Powered By Blogger

Selasa, 18 September 2012

Tentang Sebuah Cita


Tentang sebuah mimpi, impian, cita-cita yang sebagian orang mengatakannya hanya omong kosong. Merekalah orang-orang beromong besar. Anda mungkin akan bertepuk tangan bila mereka mampu menunjukkan hal yang lebih baik yang membuat mereka pantas mengolo-olok sebuah mimpi. Haruskah uang yang menjadi patokan agar anda menghambat olok-olokan itu? Kasihan lah kepada mereka yang melihat betapa kualitas kreativitas adalah hal yang mereka anggap nol dibanding dengan kuantitas kehidupan seseorang. Sungguh sempit. Betapa mereka seperti tidak bisa memercayai bahwa orang lain mampu berusaha untuk mewujudkan impiannya. Mereka mungkin akan tertawa pada keheningan pilu diri mereka sendiri yang seakan mencabik hati mereka sendiri karena dipusingkan dengan impian orang lain. Kasihan.
Ada sebuah lubang keberhasilan yang akan ditemui justru bukan dari orang-orang yang anda kagumi, melainkan yang anda benci. Anda akan menjadikan orang-orang yang anda benci untuk menjadikan barometer kesuksesan anda yang justru membuat anda ingin menjadi sesuatu yang “lebih” dibandingkan mereka. Sayangnya, hal yang dimulai dengan emosi dan dendam dengan niat ingin mengalahkan hanya akan menjauhkan anda pada kebaikan semesta.Sedikit yang berhasil.
Dunia luas. Ada banyak orang yang akan anda pandangi. Ada banyak tempat yang memudahkan anda berkreasi, melihat sebuah “lahan impian” yang akan anda taruh di dalamnya segala macam yang dapat membuat anda bahagia dan tersenyum. Bukan hanya sekadar kebahagiaan yang bersifat kekayaan. Meski tak dapat termunafikkan, bahwa kekayaan mampu mebuat hidup anda lebih tenang. Tentu dengan tidak mengandalkan nafsu serakah dan dendam.
Tuhan akan sangat berterima kepada setiap doa yang dijunjungkan hamba-Nya kepada-Nya. Tentu kepada hamba yang tidak egois, yang tidak mau menerima jalan lain selain jalan yang telah dibuatnya, yang tidak menerima jalan yang direstui oleh-Nya, yang mungkin justru lebih baik. Mereka yang percaya kepada Tuhannya akan lebih dewasa dalam menyikapi kehidupan, percaya akan ada jalan terbaik, dan percaya kepada diri untuk tetap berusaha.
Tersenyumlah kepada kegerahan mahkluk yang menertawai anda, jika perlu tertawalah dengan tenang jika mahkluk itu tertawa tanpa apa-apa. Anda punya impian yang kelak menjadi apa-apa. Jangan jadikan sebagai dendam. Tunjukkan saja bahwa anda bisa bermimpi dan meraih mimpimu. Lihat impian orang lain sebagai motivasi anda untuk memompa semangat kreativitas anda, bukan untuk menyepelekan mimpi mreka. Lihatlah anda, apa impian anda atau bahkan apa yang anda miliki yang membuat anda pantas menganggap impiannya pantas untuk anda tertawakan? Bijaklah, hidup ini luas. Patoklah lahan impian anda seluas mungkin. Jangan ragu. Itu hak dalam hidup anda.
Tidak semua jalan hidup untuk mewujudkan impian itu lurus dan tanpa hambatan. Ada beberapa orang yang jalan hidupnya bertahap yang membuatnya lebih nyaman, tetapi orang ini mungkin agak susah untuk melihat pelajaran hidupnya. Ada beberapa orang yang jalan hidupnya sangat berkelok tetapi ia akan selalu melihat pelajaran hidupnya, lebih terlatih. Setiap orang mungkin menginginkan jalan yang  aman-aman saja untuk hidupnya. Saya pun.
Memang lidah rasanya mudah untuk menyemangati orang lain, meberikan mereka motivasi. Tetapi bagaimana dengan mereka yang menjalani? Hanya sekadar ingin memberi tahu, jika dunia ini luas. Luas untuk membuat lahan impian. Jangan terpatok pada satu impian. Buat cadangan sebanyak-banyaknya. Jangan memenjarai diri dengan pikiran kegagalan. Berpikir positif, hidup itu ada untuk dinikmati, santai saja jangan sampai serius dan sampai lupa untuk bahagia. Jangan membuat diri  tidak percaya pada Tuhan. Tuhan punya banyak cara untuk lahan impian yang telah dibuat.
Perhatikan tentang orang-orang yang bisa meraih impiannya, tidak semua dari mereka adalah orang yang sangat terpaku pada jalan impiannya, yang seakan melototi impiannya, dengan ambisius. Justru banyak dari mereka yang santai dalam menjalani hidup, tidak banyak perhitungan, tidak banyak memikirkan kehidupan orang lain. Tapi jangan sampai lupa pada lahan impian, buatkan target. Buatkan siteplan isi lahan impian dan buatkan jalan untuk meraihnya, targetkan, dan jalani dengan santai dan tetap melihat pada target. Jika meleset dari target, mungkin ada ‘buk’ yang dirasakan tapi percayalah akhirnya pasti ada jalan keluar.
Santai saja, tak perlu menggaruk kepala yang tak gatal. Tangisi saja usaha yang telah dikeluarkan, jika tangis akan mengurangi beban pikiran. Satu, dua, tiga kali mungkin akan berbelok, tapi ada banyak pelajaran hidup di dalamnya, membuat hidup lebih banyak pengalaman. Kelak akan ada jalan mulus. Jika percaya pada Tuhan jika percaya pada diri. Lihatlah lahan impian, lihat dari banyak angle bukan hanya satu garis lurus, tapi perbanyaklah. Ada banyak cara. Tidak akan ada hidup yang sia-sia kan?